Puisi
adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair
secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa
dengan pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya. Puisi adalah
karya sastra tertulis yang paling awal ditulis oleh manusia. (Herman Waluyo).
Puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan
diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif).
(Sumardi).
Pengertian
lain dari puisi adalah ekspresi bahasa yang kaya dan penuh daya pikat (James
Reevas). Puisi merupakan ungkapan pikiran yang bersifat musikal (Thomas
Carlye). Puisi merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang
penting, digubah dalam wujud yang paling berkesan (Pradopo). Puisi merupakan
bentuk pengucapan gagasan yang bersifat
emosional dengan mempertimbangkan efek keindahan (Herbert Spencer)
Jenis
Puisi
1. Puisi lama
2. Puisi baru
A. Puisi Lama
Puisi
lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan seperti Jumlah kata
dalam 1 baris, Jumlah baris dalam 1 bait, Persajakan (rima), Banyak suku kata
tiap baris dan Irama
1. Jenis puisi lama
Mantra
adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib
Pantun
adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris
terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya
sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak,
muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka.
Karmina
adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek.
Seloka
adalah pantun berkait.
Gurindam
adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi
nasihat.
Syair
adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak
a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita.
Talibun
adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris.
B. Puisi Baru
Puisi
baru adalah puisi yang tidak terikat oleh aturan. bentuknya lebih bebas
daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima
2. Jenis Puisi Baru
Balada
adalah puisi berisi kisah/cerita. Balada jenis ini terdiri dari 3 (tiga) bait,
masing-masing dengan 8 (delapan) larik dengan skema rima a-b-a-b-b-c-c-b.
Kemudian skema rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c. Larik terakhir dalam bait
pertama digunakan sebagai refren dalam bait-bait berikutnya
Himne
adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan.
Ode
adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa. Nada dan gayanya sangat resmi
(metrumnya ketat), bernada anggun, membahas sesuatu yang mulia, bersifat
menyanjung baik terhadap pribadi tertentu atau peristiwa umum.
Epigram
adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup
Romansa
adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih
Elegi
adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan
Satire
adalah puisi yang berisi sindiran/kritik
Distikon,
adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas dua baris (puisi dua seuntai).
Terzina,
puisi yang tiap baitnya terdiri atas tiga baris (puisi tiga seuntai).
Kuatrain,
puisi yang tiap baitnya terdiri atas empat baris (puisi empat seuntai).
Kuint,
adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas lima baris (puisi lima seuntai).
Sektet,
adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas enam baris (puisi enam seuntai).
Septime,
adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris (tujuh seuntai).
Oktaf/Stanza,
adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas delapan baris (double kutrain atau
puisi delapan seuntai).
Soneta,
adalah puisi yang terdiri atas empat belas baris yang terbagi menjadi dua, dua
bait pertama masing-masing empat baris dan dua bait kedua masing-masing tiga
baris
Struktur
Puisi
A. Struktur fisik puisi
Diksi
yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya
Imaji
yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi,
seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan.
Kata
konkret yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan
munculnya imaji.
Gaya
bahasa yaitu penggunaan bahasa yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan
menimbulkan konotasi tertentu.
Rima/Irama
adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi.
Tipografi
yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi
kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai
dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat
menentukan pemaknaan terhadap puisi.
B. Sruktur Batin Puisi
Tema/makna
(sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan
makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun
makna keseluruhan.
Rasa
(feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam
puisinya.
Nada
(tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan
tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte,
bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah
begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah
pembaca
Amanat/tujuan/maksud
(itention); yaitu pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca.
Kumpulan Macam – Macam Puisi
TERIMA
KASIH GURU
Terimalah aku yang ingin bersuci
Terimalah baktiku untukmu
Kau guru yang mulia
Dan sungguh sempurna
Mengajarkan kebersamaan
Dan kasih sayang bagi semua
Terimalah aku yang ingin bersuci
Terimalah baktiku untukmu
Kau guru yang mulia
Dan sungguh sempurna
Mengajarkan kebersamaan
Dan kasih sayang bagi semua
Tak
akan berpaling hatiku
Dari teduhnya kasihmu
Kau guru yang mulia
Dan bijaksana
Jalanmu terang bagi dunia
Dari teduhnya kasihmu
Kau guru yang mulia
Dan bijaksana
Jalanmu terang bagi dunia
Sungguh
besar kasihmu, Ibu
Guru agung maha bijaksana
Kau ajarkan damai bagi dunia
Aku semakin mencintaimu
Guru agung maha bijaksana
Kau ajarkan damai bagi dunia
Aku semakin mencintaimu
PUISI
IBU GURU
Orang kata guru itu penat
Gaji tak seberapa kerja berlambak
Aku kata guru itu rehat
Mengajar tak seberapa tapi penuh berkat
Kerja sekerat-sekerat pahala penuh sendat
Ilmu yang dicurah tak dapat disekat
Makin dicurah makin mendekat
Orang kata guru itu penat
Gaji tak seberapa kerja berlambak
Aku kata guru itu rehat
Mengajar tak seberapa tapi penuh berkat
Kerja sekerat-sekerat pahala penuh sendat
Ilmu yang dicurah tak dapat disekat
Makin dicurah makin mendekat
Orang
kata guru itu sungguh bosan
Setiap tahun muka sama setiap bulan
Aku kata guru itu singguh riang
Sekali berkata murid ketawa girang
Bila berjaya murid terus menjulang
Jasa bakti tak pernah hilang
Setiap tahun muka sama setiap bulan
Aku kata guru itu singguh riang
Sekali berkata murid ketawa girang
Bila berjaya murid terus menjulang
Jasa bakti tak pernah hilang
PUISI
UNTUK SANG GURU
Engkau bagaikan cahaya
Yang menerangi jiwa
Dari segala gelap dunia
Engkau bagaikan cahaya
Yang menerangi jiwa
Dari segala gelap dunia
Engkau
adalah setetes embun
Yang menyejukan hati
Hati yang ditikam kebodohan
Sungguh mulia tugasmu Guru
Tugas yang sangat besar
Yang menyejukan hati
Hati yang ditikam kebodohan
Sungguh mulia tugasmu Guru
Tugas yang sangat besar
Guru
engkau adalah pahlawanku
Yang tidak mengharapkan balasan
Segala yang engkau lakukan
Engkau lakukan dengan ikhlas
Yang tidak mengharapkan balasan
Segala yang engkau lakukan
Engkau lakukan dengan ikhlas
Guru
jasamu takkan kulupa
Guru ingin ingin kuucapkan
Guru ingin ingin kuucapkan
AKU SEORANG GURU
Lihatlah…seharian,
aku telah diminta menjadi seorang aktor,
teman, penemu barang hilang, psikologi,
pengganti orang tua, penasihat,
hakim, pengarah, motivator,
dan pembimbing ruhani murid-muridku..
Lihatlah…seharian,
aku telah diminta menjadi seorang aktor,
teman, penemu barang hilang, psikologi,
pengganti orang tua, penasihat,
hakim, pengarah, motivator,
dan pembimbing ruhani murid-muridku..
Meski
tersedia peta,
grafik, formula, kata kerja, cerita dan buku.
grafik, formula, kata kerja, cerita dan buku.
Aku
sebenarnya tidak punya apa-apa untuk diajarkan,
karena murid-muridku sebenarnya hanya mempunyai diri mereka sendiri untuk belajar.
karena murid-muridku sebenarnya hanya mempunyai diri mereka sendiri untuk belajar.
SEKUNTUM
BUNGA UNTUK GURU-GURU TERCINTA
Allah
ciptakan Matahari……….
Yang
tak pernah bosan bersinar……….
Seperti
halnya semangat dan kasih sayang mu dalam mendidik kami
Wahai
guru ku………
Allah
ciptakan bulan untuk menerengi malam….
Seperti
halnya engkau bu guru…….
Yang
selalu membimbing dan menerangi kami dengan berbagai ilmu….
Allah
ciptakan bintang dimalam hari sebagai penghias……
Seperti
halnya engkau bu guru……..
Yang
selalu menghiasi hari-hari kami dengan begitu indahnya…..
Allah
ciptakan bunga yang begitu harum………
Seperti
halnya engkau bu guru….
Yang
telah memberikan keharuman pada hari-hari kami……
Selama
bermain dan belajar disekolah……..
TERIMAKASIH
GURU
Guru
……..
Kau
lah pembimbing kami…..
Kau
lah pengajar kami……..
Kau
lah pendidik kami………
Guru
……….
Itu
lah julukan mu……..
Yang
takpernah bosan…….
Dalam
mengajar dan membimbing kami…….
Guru
…………
Tanpa
diri mu kami akan hancur…….
Tanpa
diri mu kami akan sengsara……..
Tanpa
diri mu kami akan sesat…….
Guru
………….
Terima
kasih…………..
Atas
segal jasa-jasa mu……….
Senyummu
Terlintas di benakku akan senyum manis mu
Terukir senyummu di khayal ku
seakan engkau berada di depanku
Terukir senyummu di khayal ku
seakan engkau berada di depanku
Senyum
mu begitu memukau hati
Aku terhanyut dalam senyum manismu
Senyum mu memberiku rasa yang berbedaAku terhanyut dalam senyum manismu
Rasa yang membuat hari-hari ku
menjadi bermakna
senyum
mu seakan tak terlewatkan
dalam setiap detik waktu yang ku lalui
dalam setiap ingatan yang ku bayangkan
karena engkau adalah senyum terindah ku
dalam setiap detik waktu yang ku lalui
dalam setiap ingatan yang ku bayangkan
karena engkau adalah senyum terindah ku
Tatapan matamu
Matamu memberikan pancaran cahaya yang indah
Mata mu adalah mata yang paling indah yang pernah ku lihat
Sinar matamu membuat hati ku menjadi tenang
Matamu memberikan pancaran cahaya yang indah
Mata mu adalah mata yang paling indah yang pernah ku lihat
Sinar matamu membuat hati ku menjadi tenang
Tatapan
mata mu mampu menembus dinding serta relung hatiku
Sorot matamu mampu mengalihkan setiap pandangan ku
Mata mu membuat ku merasakan sesuatu
Sorot matamu mampu mengalihkan setiap pandangan ku
Mata mu membuat ku merasakan sesuatu
Sesuatu
yang tak dapat ku ungkapkan dengan kata
Hanya dengan selembar kertas dan sebuah tinta hitam
Ku mampu untuk mengungkapkan segala rasa yang ada di dalam hati ku
Hanya dengan selembar kertas dan sebuah tinta hitam
Ku mampu untuk mengungkapkan segala rasa yang ada di dalam hati ku
Ketulusan
hati
Sentuhan warna mu berikan keindahan
Sejuta pesona terlihat walau tak pernah terucap
Bagai malam nan elok saat semua terangkai
Sejuta pesona terlihat walau tak pernah terucap
Bagai malam nan elok saat semua terangkai
Di
dalam sebuah mimpi
Hingga tiada rasa letih
Ketika ku terbangun dari lelap tidur ku
Seketika pula teringat sebuah senyuman
Yang setia menemani disetiap benak ku
Mesti nanti senja kan mengikis asa ku
Hingga tiada rasa letih
Ketika ku terbangun dari lelap tidur ku
Seketika pula teringat sebuah senyuman
Yang setia menemani disetiap benak ku
Mesti nanti senja kan mengikis asa ku
Namun
tak akan buat ku beralih
Untuk selalu ada bersama
sebuah ketulusan
Di atas ketangguhan hati
Untuk selalu ada bersama
sebuah ketulusan
Di atas ketangguhan hati
Rasa
Rindu ku
kau mengajari ku melebur dalam gelap tanpa harus lenyap
merengkuh rasa takut tanpa perlu susut
ku terdiam dan terbangun dari ilusi
namun aku tak memilih untuk pergi
kau mengajari ku melebur dalam gelap tanpa harus lenyap
merengkuh rasa takut tanpa perlu susut
ku terdiam dan terbangun dari ilusi
namun aku tak memilih untuk pergi
aku
merindukan mu
disaat aku merasakan kesepian
aku merindukan mu ketika
aku terbangun dari ilusi ku
aku merindukanmu ketika
aku teringat akan sapa lembut mu
disaat aku merasakan kesepian
aku merindukan mu ketika
aku terbangun dari ilusi ku
aku merindukanmu ketika
aku teringat akan sapa lembut mu
Bintang
hati ku
dingin nya malam mencekam jantung ku
hingga tak berdetak karena kau tak ada disisi ku
hati terasa sepi terbalut kabut kedinginan
hingga tak berdetak karena kau tak ada disisi ku
hati terasa sepi terbalut kabut kedinginan
ku
memandang langit
hanya bintang yang tampak
bintang yang selalu menemani ku
disaat hati ini terasa sepi
hanya bintang yang tampak
bintang yang selalu menemani ku
disaat hati ini terasa sepi
ketika
bulan menghilang tertutup awan
disaat ku membutuhkan pancaran sinarnya
untuk mengurangi dingin yang mencekam
tanpa rasa lelah kau pancarkan cahaya
disaat ku membutuhkan pancaran sinarnya
untuk mengurangi dingin yang mencekam
tanpa rasa lelah kau pancarkan cahaya
kau
terangi langit dengan cahayamu
kau tunjukan padaku bahwa kau mampu
menerangi malam ku dengan cahayamu
kau tunjukan padaku bahwa kau mampu
menerangi malam ku dengan cahayamu
Putus
Cinta
Ingin aku menahanmu
Tapi aku tahu aku tak akan bisa menahan jalanmu
Bahkan sekalipun kita terikat
Kita akan selalu berpisah
Karena jalan kita memang berbeda
Jadi kulepas kamu dalam tangisku
Ingin aku menahanmu
Tapi aku tahu aku tak akan bisa menahan jalanmu
Bahkan sekalipun kita terikat
Kita akan selalu berpisah
Karena jalan kita memang berbeda
Jadi kulepas kamu dalam tangisku
Aku
tahu
Kamu pun terluka sepertiku
Tapi aku tak bisa bertahan lagi
Meski perasaan ini selalu menjebakku
Kamu pun terluka sepertiku
Tapi aku tak bisa bertahan lagi
Meski perasaan ini selalu menjebakku
Kini
hanya ada bayanganmu
Bayanganmu yang selalu hadir di depanku
Menghadirkan kenangan suka duka
Kenangan yang tak pernah bisa kuhapus
Seakan terpatri dihatiku
Bayanganmu yang selalu hadir di depanku
Menghadirkan kenangan suka duka
Kenangan yang tak pernah bisa kuhapus
Seakan terpatri dihatiku
Kadang
aku benci mengakuinya
Meski kita berpisah
Hatiku tak bisa lepas darimu
Aku pun benci bertanya dalam hati “apakah kamu juga sama?”
Meski kita berpisah
Hatiku tak bisa lepas darimu
Aku pun benci bertanya dalam hati “apakah kamu juga sama?”
Kini
kita baik-baik saja
Tak ada benci
Tak ada benci
Mungkin
kamu pun tak ada rasa lagi
Ada satu hal yang tak berubaH
Ada satu hal yang tak berubaH
Puisi
17 Agustus 1945
17
Agustus 1945
Hari Ini Aku berdiri Menghadap sang saka
Hentak beraniku Menyonsong cita ku
Suci jiwaku menggapai harapan ku
Hari Ini Aku berdiri Menghadap sang saka
Hentak beraniku Menyonsong cita ku
Suci jiwaku menggapai harapan ku
Aku
Anak Bangsa Indonesia
Suara lantang Menyuarakan
Merdeka Merdeka Merdeka
Majulah Indonesiaku
Suara lantang Menyuarakan
Merdeka Merdeka Merdeka
Majulah Indonesiaku
17
Agustus 1945
Hari ini Hari Kemerdekaan indonesia
Hari Kebangsaan indonesia
Hari Lahirnya Bangsa Indonesia
Hari ini Hari Kemerdekaan indonesia
Hari Kebangsaan indonesia
Hari Lahirnya Bangsa Indonesia
Semangat
Juang Para Pahlawan
Gugur damai di medan Perang
Harum Nama mu di kandung badan
Merdeka Merdeka Merdeka
Jaya lah Indonesia Ku
Gugur damai di medan Perang
Harum Nama mu di kandung badan
Merdeka Merdeka Merdeka
Jaya lah Indonesia Ku
Puisi
Pahlawan – KAU MELEBUR DI SANA
kau
melebur di sana
di permulaan musim gerhana
yang terselubung aroma darah
dan tanah yang berembun air mata
di permulaan musim gerhana
yang terselubung aroma darah
dan tanah yang berembun air mata
kau
melebur di sana
kala sang surya mengelupaskan kulit kami
hingga kawanan peluhmu yang siaga
menghalau kepulan debu
yang mengepung dari negeri asing
kala sang surya mengelupaskan kulit kami
hingga kawanan peluhmu yang siaga
menghalau kepulan debu
yang mengepung dari negeri asing
kau
melebur di sana
saat air bah berlarian
memanjati hamparan tanah usang
dengan jeritan malang
serta busung lapar
saat air bah berlarian
memanjati hamparan tanah usang
dengan jeritan malang
serta busung lapar
kau
melebur di sana
saat air mata telah mengguruh menjadi telaga
hingga timba yang kau ayunkan
menandaskan kepingan dahaga
yang merintih di setiap gigir luka kami
saat air mata telah mengguruh menjadi telaga
hingga timba yang kau ayunkan
menandaskan kepingan dahaga
yang merintih di setiap gigir luka kami
Pahlawan
Di
balik dawai dia berjasa,
Bersembunyi
namun terdengar,
Pengantar
alunan tanpa terpandang,
Deretan
nada tercipta oleh getaran,
Tanpa
jasa, beliau mengantar ketentraman di keramaian,
Sekarang,
alunan tercipta indah,
Mengalun
tenang dan menidurkan,
Menidurkan
mereka sehingga terbuai kenikmatan,
Tidak
ingat pengantar, lupa akan pembawa kenikmatan,
Nikmat,
nikmat, dan nikmat..
Tanpa
tahu getir pahit sang pengantar kenikmatan..
Kawan…
ingatkah kalian akan pahlawan?
“Untuk
Pahlawan Negeriku
”
Untuk
negeriku…
Hancur lebir tulang belulangku
Berlumur darah sekujur tubuh
Bermandi keringat penyejuk hati
Kurela demi tanah air negeriku
Sangsaka merah berani
Putih suci
Melambai-lambai ditiup angin
Air mata bercucuran, menganjungkan doa
untuk pahlawan negeri
Berpijak berdebu pasir
Berderai kasih hanya untuk pahlawan jagad raya
Hanya jasamu bisa kulihat
Hanya jasamu bisa kukenang
Tubuhmu hancur hilang entah kemana
Demi darahmu ….
Demi tulangmu ..
Aku perjuangkan negeriku ini, Indonesia.
Hancur lebir tulang belulangku
Berlumur darah sekujur tubuh
Bermandi keringat penyejuk hati
Kurela demi tanah air negeriku
Sangsaka merah berani
Putih suci
Melambai-lambai ditiup angin
Air mata bercucuran, menganjungkan doa
untuk pahlawan negeri
Berpijak berdebu pasir
Berderai kasih hanya untuk pahlawan jagad raya
Hanya jasamu bisa kulihat
Hanya jasamu bisa kukenang
Tubuhmu hancur hilang entah kemana
Demi darahmu ….
Demi tulangmu ..
Aku perjuangkan negeriku ini, Indonesia.
Semangat
Pahlawan
Ku
lihat engkau di sana, pahlawan
Tak
menyerah patah arang
Tak
gentar medan kau lawan
Bersorak-sorai
tanda kemenangan
Letih
raga kau rasa
Jatuh tanda
tak kalah
Di
sini ku kan berdoa
Bangkit
hadapi menyerang lawan
Tak
dengar caci mereka
Berjalan, Tuhan akan
berkata
Hamba
bersujud berharap
Mentari
senyum tanda melawan
Ku
lihat engkau di sana, pahlawan
Walau
tulang tak lagi menyatu
Tapi
jiwa berkata beda
Semangat
maju takkan luntur
Kini,
mimpi telah usai
Tapi
cita takkan berhenti
Perjalanan
hidup panjang di sini
Semangat
pahlawan kembali
DIPONEGORO
Di
masa pembangunan ini
tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di
depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.
MAJU
Ini
barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.
Kepercayaan tanda menyerbu.
Sekali
berarti
Sudah itu mati.
Sudah itu mati.
MAJU
Bagimu
Negeri
Menyediakan api.
Menyediakan api.
Punah
di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Maju
Serbu
Serang
Terjang
Serbu
Serang
Terjang
PERSETUJUAN
DENGAN BUNG KARNO
Ayo
! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
Aku sudah cukup lama dengan bicaramu
dipanggang diatas apimu, digarami lautmu
Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945
Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
Aku sekarang api aku sekarang laut
Aku sudah cukup lama dengan bicaramu
dipanggang diatas apimu, digarami lautmu
Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945
Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
Aku sekarang api aku sekarang laut
Bung
Karno ! Kau dan aku satu zat satu urat
Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh
Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh
PRAJURIT
JAGA MALAM
Waktu
jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ?
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,
bermata tajam
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya
kepastian
ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu……
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu !
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,
bermata tajam
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya
kepastian
ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu……
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu !
KRAWANG-BEKASI
Kami
yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati ?
tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati ?
Kami
bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.
Kami
sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa
Kami
cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Atau
jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata
Kami
bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang,
kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir
Kami
sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
Kenang,
kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi